Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

Buah impor Sepi Pembeli Buah Lokal Kuasai Pasar

×

Buah impor Sepi Pembeli Buah Lokal Kuasai Pasar

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN, KP – Memasuki musim anomali hujan yang turun cukup beras di kota ini membuat penjual buah impor merugi karena sepi pembeli apalagi memasuki musim buah lokal seperti mangga.

Santi dari UD Buah Segar dikawasan Kampung Melayu kepada wartawan Minggu (18/11) mengatakan, saat musim hujan dan membanjirnya buah lokal dengan harga terjangkau saat ini penjual buah impor sepi pembeli, konsumen lebih memilih buah mangga dan durian saat ini ketimbang membeli buah anggur dan apel.

Saat ini buah lokal sedang mengalami panen seperti rambutan, durian, mangga, kasturi, manggis dan buah lokal lainnya yang panennya hanya setahun sekali saja sehingga benar-benar dimanfaatkan konsumen.

“Untuk perbandingan penjualan disaat musim ini antara 75 persen buah lokal dan hanya 25 persen saja lagi tersisa untuk buah impor, sedangkan saat normal keduanya berimbang saja penjualannya,” sebut alumni STIE Indonesia ini.

“Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya dan kami sebagai penual buah menganggap ini wajar saja bila banjir buah lokal maka penjualan buah impor akan anjlok.’’ akunya.

Untuk buah mangga ukuran besar dan kecil ditempatnya dijual bervariasi antara Rp35 ribu sampai Rp20 ribu ukuran kecil karena mangga ditempatnya sudah pilihan dan dijamin manis-manis.

Ditambahkan, peningkatan penjualan buah lokal ini diprediksi hingga awal tahun depan karena musim buah mangga lokal hingga 3 bulanan lamanya dan tahun depan akan memasuki panen buah duku yang akan menguasai pasar.

Sedangkan untuk penjualan buah impor seperti anggur dijual Rp40 ribuan perkilonya, apel washington Rp45 ribuan sedangkan untuk buah pear dijual Rp35 ribu per kilonya dan buah-buah ini tidak mengenal musim selalu ada dijual ditokonya kapanpun memerlukan.

Baca Juga:  Bahas Kinerja Terkini, DPRD Provinsi Kalsel Gelar Raker Bersama Bank Kalsel

Ditambahkan Amin penjual buah kaki lima, yang menjual buah dengan menggunakan armada pik up biasa yang paling banyak membeli itu pelangggan para penjual es buah dan jus 1 orang bisa membeli lebih dari 15 kilo dengan berbagai buah pilihan seperti alfukat, nenas madu, apel, semangka hingga buah melon.

“Saat ini buah lokal mulai kuasai pasar hingga mengalahkan buah impor yang selalu ada tanpa mengenal musim apalagi dollar US terus menguat sehingga harga buah impor melambung tinggi hanya sejumlah warga saja yang membeli buah ini,” kata Sofyan penjual buah lokal kawasan Japri Zam-Zam lainnya.

“ Saya menjual buah semangka Rp7000 per kilo turun menjadi Rp6000,-, buah lengkeng dari Rp35,000,- turun menjadi Rp25,000,- pe rkilo begitu juga buah naga asal Pelaihari dari Rp28,000,- turun menjadi Rp23,000,- per kilo meskipun harga turun namun sepi daya beli,” sebutnya.

Hasnah penjual es campur dikawasan Kayu Tangi menjelaskan, musim hujan yang tidak mengenal waktu ini membuat ia bersama teman-teman kehilangan pelanggannya.

“Dalam kondisi hujan seperti ini 25 mangkok saja sangat berat terjual sehingga rombong bergerak yang saya miliki ini setiap harinya lebih banyak liburnya dari pada jualannya,” keluhnya.(hif/K-7)

Iklan
Iklan